Pada bab ke-8 dari 13 strategi perang Sun Tzu, dibahas tentang sejumlah kemungkinan variasi dan perubahan, yang mencakup kebutuhan untuk beradaptasi pada perubahan. Hal tersebut sangat penting dilakukan karena medan pertempuran selalu berubah-ubah, baik kondisinya, cuacanya, bahkan strategi musuh saat menghadapi kita.
Hal ini sangat relevan dengan kondisi hari ini karena perubahan selalu terjadi. Tidak ada yang tetap dalam kehidupan kecuali hukum perubahan itu sendiri. Dan, hukum perubahan ini berlaku di mana saja dan kapan saja, serta bisa terjadi pada siapa saja, tanpa kecuali, di berbagai aspek kehidupan, di muka bumi ini.
Perubahan ada yang berasal dari internal maupun eksternal. Dari internal, kita sering mengalami perubahan emosi, mulai dari naik turunnya semangat, hingga aneka perubahan yang dilandasi oleh mentalitas dalam diri. Selain itu, secara fisik kita juga selalu berubah, dari bayi, tumbuh jadi bocah, remaja, dewasa, tua, hingga akhirnya mati. Sedangkan dari eksternal, ada perubahan musim dan cuaca. Ada panas ada dingin. Ada malam dan ada siang. Ada hujan ada kemarau. Ada gelap, ada pula terang. Dan, semua itu berjalan beriringan sehingga selalu mendorong terjadinya perubahan.
Karena itu, bila kita tahu tentang hukum perubahan, yakni bahwa semua pasti berubah, akan membuat kita selalu tersadar. Apa yang hari ini kita sebut sebagai hebat, populer, sukses, berkuasa, belum tentu semuanya akan terus seperti itu. Hari ini sukses, belum tentu besok akan sukses kembali. Dan sebaliknya, jika hari ini gagal, belum tentu juga esok hari akan mengalami kegagalan yang sama.
Jangan Ada Kata Menyerah
Lantas, apa yang pantas kita pelajari dari strategi beradaptasi dalam menghadapi perubahan yang dikemukakan oleh Sun Tzu lebih dari 2500 tahun silam itu? Ada banyak hal yang bisa kita selami.
Dengan variasi dan kemampuan adaptasi terhadap adanya hukum perubahan, saat kita berada dalam posisi yang lemah dan di bawah, jangan ada kata menyerah. Kesadaran akan hukum ini akan membawa kita pada semangat perubahan yang memberi kekuatan. Sehingga, kita akan selalu memiliki semangat juang yang terus menyala di semua keadaan. Kita akan tersadar bahwa dengan ketekunan, perubahan menuju kebaikan pasti akan jadi kenyataan. Maka, bila saat ini kita merasa belum berhasil, bukan berarti kita selamanya akan tenggelam dalam keterpurukan. Dengan usaha keras dan semangat pantang menyerah, dilandasi keuletan dan kedisiplinan bekerja, apa pun kondisi kita hari ini, pasti akan mengalami perbaikan.
Begitu juga sebaliknya. Bila saat ini kita berada dalam kondisi di atas dan punya kekuatan, baik berupa kesuksesan, kepopuleran, jangan sampai pula kita terjebak dalam kesombongan dan keangkuhan. Sebab, dengan hukum perubahan, di saat sukses di tangan, jika tak hati-hati, kegagalan selalu menanti. Jika kita tenggelam dalam gelimang tumpukan kesenangan hingga lupa pada hukum perubahan, saat itulah mentalitas kita bisa terdegradasi, yang akan mengakibatkan kemunduran dan bahkan kehancuran.
Kemampuan Adaptasi
Maka, sesuai dengan ajaran Sun Tzu, perubahan tak perlu ditakuti. Namun, perubahan harus kita antisipasi dengan penuh kebijakan.
Begitu juga dalam dunia bisnis. Perubahan adalah sebuah keniscayaan. Variasi dan kemampuan beradaptasi adalah kunci menghadapi perubahan yang terus terjadi. Apalagi, di dunia yang saat ini semakin "mengecil" dengan adanya teknologi informasi. Jika tak ada kewaspadaan, saat perubahan terjadi, yang ada hanyalah penyesalan. Jika tak mampu beradaptasi, kita akan menjadi "korban" teknologi.
Kemampuan adaptasi ini salah satunya bisa kita pelajari dari kisah kesuksesan Facebook, situs jaringan sosial yang sangat tren hari ini. Facebook mampu "menggilas" Friendster yang beberapa waktu lalu sangat digemari. Dengan berbagai adaptasi, mulai dari kemudahan berinteraksi, beragamnya informasi, hingga layanan yang terus dilandasi kemampuan berinovasi, Facebook mampu menjadi idola bagi semua orang di jagad maya. Facebook mampu menyalip "senior"-nya, Friendster, yang beberapa waktu lalu juga mengalami kesuksesan yang tak terhingga. Namun, dengan kemampuan adaptasi yang lebih cepat dan lebih baik, Facebook telah menjelma jadi kekuatan bisnis yang luar biasa. Tetapi, dengan adanya hukum perubahan, kegemilangan yang dinikmati Facebook pun setiap saat bisa runtuh. Saat ini saja, telah muncul Twitter yang pelan tapi pasti menggeser peranannya. Jika tak waspada, nasib Friendster bisa jadi akan dialami oleh Facebook juga.
Itulah sekadar gambaran di dunia nyata bahwa perubahan bisa terjadi kapan saja. Perubahan yang diakibatkan dari internal dalam diri, atau pun perubahan dari eksternal. Saya pun pernah mengalami perubahan tersebut. SMS atau pesan pendek telah membuat usaha kartu kata mutiara saya-Harvest-mengalami masa surut yang tak terkirakan. Namun, ajaran Sun Tzuini telah mengajarkan banyak hal. Yakni, bahwa dengan variasi dan kemampuan adaptasi, kita akan selalu mampu dengan bijak dan kepala tegak-mengatasi perubahan yang terjadi, sehingga Harvest tetap berdiri hingga hari ini.
Saya sendiri mencatat semua peristiwa itu dan merangkainya dalam sebuah pengertian yang mengandung filosofi, yakni: "Memang, di kehidupan ini tidak ada yang pasti. Tetapi kita harus berani memastikan dan memperjuangkan apa-apa yang pantas kita raih!" Dengan pengertian ini, maka perubahan justru akan menjadikan kita memiliki kesadaran. Bahwa, hanya dengan bersabar, bertahan, giat berupaya untuk berubah lebih maju, lebih sukses, dan lebih lebih bahagia, kita akan jadi sang pemenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar