Alkisah, ada seorang pelajar di sebuah desa kecil, yang memiliki cita-cita sebagai pegawai pemerintah. Demi mewujudkan cita-citanya, dia berangkat ke ibu kota untuk menempuh ujian negara.
Di sela perjalanan yang jauh dan melelahkan, si pelajar berhenti sejenak melepas lelah. Tak lama ia pun terbawa dalam lamunan. Muncul perasaan was-was terhadap kemampuan dirinya dan sesaat kemudian dia membayangkan seandainya bisa diterima sebagai pegawai pemerintah. Di tengah asyiknya melamun, tiba-tiba seorang kakek berdiri di hadapannya menyapa: "Hai anak muda, engkau tampak bukan orang dari sini. Hendak ke mana?"
"Saya hendak ke ibu kota Kek, mengikuti ujian negara."
"Kakek perhatikan dari tadi, apa yang sedang kamu lamunkan?"
Mereka pun terlibatpembicaraan seru.
Setelah bertukar pikiran, tiba-tiba sang kakek mengeluarkan suatu benda dari sakunya. Lalu, iamemberikannya kepada si pelajar sambil berkata, "Mungkin ini yang kau perlukan, Nak!"
"Sebuah gasing? Bagaimana sebuah gasing dapat mewujudkan cita-cita saya, Kek?" tanya si pemuda keheranan.
Sang kakek menjawab, "Nak, ini adalah gasing waktu. Jika kamu memutar gasing ini ke kanan, maka kamu akan sampai pada saat dan keadaan yang seperti kamu inginkan." Setelah si pelajar menerima gasing,si kakek pun berlalu pergi.
Merasa aneh, si pelajar segera mencoba kebenaran ucapan sang kakek. Sambil membayangkan keberhasilan dirinya lulus ujian negara, ia memutar gasing ke kanan. Dan tiba-tiba, si pelajarmendapati dirinya berada di depan papan pengumuman ujian negara dan namanya tercantum pada pengumuman kelulusan. Ia sangat gembira. Namun kegembiraannya tidaklah bertahan lama. Muncul perasaan tidak sabar untuk segera bisa bekerja di pemerintahan. Maka ia pun kembali memutar gasingnya ke kanan dan dalam sekejap si pelajar sudah berada pada pekerjaannya di kantor pemerintahan.
Kenikmatan sebagai pegawai pemerintahan juga tidak bertahan lama. Timbul keinginan yang lebih, yaitu sebagai pejabat tinggi pemerintah. Maka segera dia pun kembali memutar gasingnya. Dan pada saat itu juga ia berada pada posisi yang diinginkannya.Kini, ia memutar gasing untuk mempercepat waktu dan menghindari kesulitan dalam mencapai cita-cita telah menjadi kebiasaan si pelajar.
Secepat gasing berputar, si pelajar pun berubah menjadi tua dan menjelang ajal. Ada penyesalan dalam dirinya, "Betapa singkat dan hambarnya kehidupanku! Alangkah baiknya jika putaran gasing ini dapat mengembalikan aku pada masa la lu.."
Dalam kondisi putus asa sang pelajar memutar gasing ke arah yang berlawanan yaitu ke arah kiri. Dan tiba-tiba dia pun terbangun dari tidurnya! Eh, ternyata peristiwa semua tadi hanya mimpi belaka.
Sejenak, si pelajar merasa senang dan bersyukur bahwa semua itu cuma mimpi. Dia pun berjanji pada dirinya sendiri, akan tetap berusaha dan menikmati setiap proses perjuangan untuk mencapai apa yang menjadi cita-citanya.
Pembaca yang luar biasa,
Dalam meraih cita-cita, seringkali kita tidak sabar menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan. Kita bernafsu meraih kesuksesan atau kekayaan dengan cepat dan singkat. Memang seperti filosofi sukses saya, "Sukses adalah Hak Saya!" Akan tetapi, perlu diingat: untuk meraih setiap kesuksesan, kita harus siap bayar harga, siap berjerih payah, dan tidak melanggar hukum moral. Jangan takut pada halangan yang menghadang, siap berjuang dan keluar keringat! Karena sesungguhnya, kenikmatan kesuksesan justru berada pada nilai proses perjuangan yang kita lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar